Pondok Pesantren Nurul Jadid memanfaatkan momentum tahun baru Islam ini dengan mengumpulkan 5000 santrinya. Namun tidak seperti perayaan tahun baru pada tanggal 1 Januari kemarin, lokasi yang dijadikan tempat perayaan puncak tahun baru kali ini adalah masjid Jami’ Nurul Jadid.
Program ini merupakan agenda tahunan Biro Kepesantrenan PP. Nurul Jadid. “Perayaan Tahun Baru sekarang diawali dengan pembacaan doa akhir tahun pada rabu malam, Istighosah dan pembacaan doa awal tahun pada kamis pagi, kemudian dilanjutkan dengan pengajian umum pada kamis malamnya”. Terang abdul Wafi, Ketua Panitia Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) PP. Nurul Jadid ketika diwawancarai reporter MANJNEWS sesaat sebelum memberikan sambutan.
Syiar Islam di Tahun Baru
Ucapan terima kasih kepada para panitia, pengurus pesantren dan lembaga serta santri Nurul Jadid mengawali pidato sambutan Abdul Wafi selaku ketua panitia sekaligus koordinator pelaksanaan pengajian umum pada tahun baru Islam di PP Nurul Jadid. Wafi juga berharap kegiatan tersebut akan terus menjadi tradisi baik itu di pesantren maupun masyarakat muslim pada umumnya. Pidato sambutan yang disampaikan dengan
Pada sesi selanjutnya, sambutan disampaikan oleh KH. M. Zuhri Zaini selaku Pengasuh PP Nurul Jadid. Tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut menurut beliau adalah sebagai wahana pensyiaran Islam. Beliau mengungkapkan bahwa saat ini masyarakat (muslim) kita telah terjangkit penyakit latah kepada budaya yang tidak sesuai dengan budaya Islam, seperti berfoya-foya, mabuk-mabukan dan menghabiskan waktu di tempat-tempat wisata atau hiburan. Masih menurut beliau hal ini mungkin tidak terlepas dari prediksi Nabi Muhammad SAW yang bersabda “kamu sekalian kelak akan ikut sunnah-sunnah (cara hidup) orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal, sehingga andaikan mereka masuk ke lobang biawak-pun maka kamu juga akan mengikutinya, dialah orang-orang nasrani”.
Di akhir sambutannya beliau menyampaikan beberapa hikmah yang bisa dipetik dari perayaan tahun baru Islam. “umur kita bertambah, berarti sisa umur berkurang, semoga dengan (tahun baru Hijriah) ini kita diberi kemampuan untuk melakukan hal yang berguna” harapnya. Hikmah yang kedua adalah penumbuhan kembali semangat hijrah. Hijrah menurut beliau adalah titik awal kebangkitan Islam. “Dengan (semangat hijrah) ini, marilah kita lakukan perubahan-perubahan dari yang tidak baik menjadi baik, malas menjadi rajin, tidak patuh kepada peraturan menjadi patuh”. Begitu pesannya.
Sebelum menutup sambutannya, Beliau juga mengingatkan kepada santri dan pengurus pesantren dan sekolah yang juga hadir pada waktu itu bahwa dalam berusaha untuk meraih sesuatu tidak hanya dengan mengandalkan doa saja, namun mengimbanginya dengan langkah yang nyata. Pengajian Umum ini dimulai pada pukul 21.00 WIB dan berakhir pada pukul 23.00 WIB. (sfy)
wah trims banget ya ! walaupun dah di luar pondok masih bisa mendengarkan sambutan pengasuh. kalo bisa ditingkatkan lagi berita tentang pondoknya!
iya jar, itu namanya jauh di mata deket di hati.heheheheheheh
hai manj pa kbr?mog sukses slalu ok!!!.
waduh Alhamdulillah pondokku yg sekarang lain dgn yg dulu semoga kedepannya tambah maju lagi dan semoga temen2 santri dikuatkan iman lahir dan batin dlm bulan puasa ini soalnya penggodanya juga sangat canggih.
Comment Form under post in blogger/blogspot